Blogger Widgets

Monday, December 2, 2013

Dongeng Seekor Nyamuk (cerpen)

Hay ketemu lagi dengan saya :)
tapi kali ini saya bawa cerpen COPAS dari cerita rakyat, cuma ada yang aku ubah2 sedikit..
yaaa.. aku ngepost cerpen ini cuma iseng-iseng & buat have fun ajjah sih :D



so, yang suka, silahkan baca..
dan yang nggak suka, yaaa up to you mau baca atau nggak :D

langsung aja yuk !! ^_^

^^hope you like it :)
^^happy reading :)


C

E

K

I

D

O

T

H

***

Disuatu negeri antah-berantah bertahtalah seorang raja yang arif bijaksana. Raja itu bernama Ilham Fauzie, ia hidup bersama permaisuri dan putra-putrinya. Rakyat sangat mencintainya. Istananya terbuka setiap waktu untuk di kunjungi siapa saja. Ia mau mendengar pendapat dan pangaduan rakyatnya. Anak-anak pun boleh bermain-main dihalaman sekitar istana.

Di negeri itu hidup juga seorang janda dengan seorang anaknya bernama Dicky Prasetya yang senang bermain di sekitar istana. Setiap pergi ke istana, ia selalu membawa binatang kesayangannya, seekor nyamuk. Leher nyamuk itu diikat dengan tali dan ujung tali di pegangnya. Nyamuk akan berjalan mengikuti kemana pun Dicky pergi.

Pada suatu sore, anak itu sedang bermain di sekitar halaman istana. Karena asyik bermain, ia lupa hari sudah mulai gelap. Raja Ilham yang baik itu mengingatkannya dan meyuruhnya pulang.

"Orang tuamu pasti gelisah menantimu" kata Raja Ilham.
"Baik, Tuanku" sahutnya. "karena hamba harus cepat-cepat pulang, nyamuk ini hamba titipkan di istana."
"Ikatkan saja di tiang dekat tangga" sahut Raja Ilham.

Keesokan harinya, Dicky datang ke istana. Ia amat terkejut melihat nyamuknya sedang dipatuk dan ditelan seekor ayam jantan. Sedih hatinya karena nyamuk yang amat disayanginya hilang. Ia mengadukan peristiwa itu kepada Raja Ilham karena ayam jantan itu milik Raja.

"Ambilah ayam jantan itu sebagai gantinya" kata Raja Ilham.

Dicky mengucapkan terimakasih kepada Raja Ilham. Kaki ayam jantan itu pun  diikat dengan tali dan dibawa kemana saja.

Sore itu ia kembali bermain-main di sekitar istana. Ayam jantannya di lepas begitu saja sehingga bebas berkeliaran kesana kemari. Ayam jantan itu meliht perempuan-perempuan pembantu Raja sedang menumbuk padi di belakang istana, berlarilah dia kesana. Dia mematuk padi yang berhamburan di atas tikar disamping lesung, bahkan berkali-kali dia berusaha meyerobot padi yang ada di lubang lesung.

Para pembantu Raja mengusir ayam jantan itu agar tidak mengganggu pekerjaan mereka. Akan tetapi, tak lama kemudian ayam itu datang lagi dan dengan rakusnya berusaha mematuk padi dalam lesung.

Mereka menghalau ayam itu dengan alu yang mereka pegang. Seorang diantara mereka bukan hanay menghalau, tetapi memukulkan alu dan mengenai kepala ayam itu. Ayam itu menggelepar-gelepar kesakitan. Darah segar mengalir dari kepala. Tidak lama kemudian, matilah ayam itu.

Alangkah sedih hati Dicky yang melihat ayam kesayangannya mati. Ia datang menghadap Raja Ilham memohon keadilan.

"Ambillah alu itu sebagai ganti ayam jantanmu yang mati!" kata Raja Ilham kepadanya.

Dicky bersimpuh dihadapan Raja Ilham dan menyampaikan rasa terima kasih atas kemurahan hati Raja.

"Hamba titipkan alu itu disini karena dirumah Ibu hamba tidak ada tempat untuk menyimpannya" pintanya.
"Sandarkanlah alu itu dipohon nangka"  kata Raja Ilham.

Pohon nangka itu rimbun daunnya dan lebat buahnya.

Keesokkan harinya, ketika hari sudah senja, ia bermaksud mengambil alu itu untuk dibawa pulang. Akan tetapi, alu itu ternyata patah dan tergeletak di tanah. Disampingnya terguling sebuah nangka amat besar dan semerbak baunya.

"nangka ini rupanya penyebab patahnya aluku" Katanya. "Aku akan meminta nangka ini sebagai pengganti aluku kepada Raja Ilham!"

Raja Ilham tersenyum mendengar permintaan itu.

"Ambillah nangka itu kalau engkau suka" Kata Raja Ilham.
"Tetapi, hari sudah mulai gelap!" kata Dicky.
"Hamba harus cepat tiba dirumah. Kalau terlambat, ibu akan marah kepada hamba. Hamba titipkan nangka ini di istana"
"Boleh saja" ujar Raja. "letakkan nagka itu disamping pintu dapur!"

Bau nangka yang sedap itu tercium ke seluruh istana. Salah seorang putri Raja juga mencium bau nangka itu. Seleranya pun timbul.

"Aku mau memakan nangka itu!" kata putri berusaha mencari dimana nangka itu berada. "Kalau nangka itu masih tergantung di dahan, aku akan memanjat untuk mengambilnya!"

Tentu saja putri Raja tidak perlu bersusah payah memanjat pohon nangka karena nangka itu ada di samping pintu dapur. Ia segera mengambil pisau dan nangka itu pun di belah serta dimakan sepuas-puasnya.

Kita tentu dapat menerka kejadian selanjutnya. Dicky itu menuntut ganti rugi kepada Raja Ilham. Pada Mulanya Raja Ilham bingung, tetapi dengan lapang dada beliau bertitah. "Ketika nyamukmu di patuk ayam jantan, ayam jantan itu menjadi gantinya. Ketika ayam jantan mati karena alu, kuserahkan alu itu kepadamu. Demikian pula alumu patah tertimpa nangka , nangka itu menjadi milikkmu. Sekarang, karena putriku menghabiskan nangkamu, tidak ada jalan lain selain menyerahkan  putri kepadamu."

Putri Raja sebaya dengan anak itu. Akan tetapi, mereka belum dewasa sehingga tidak mungkin segera dinikahkan.

Ketika dewasa, keduanya dinikahkan. Raja Ilham merayakan pesta secara meriah. Setelah Raja Ilham meninggal., Dicky itu menggantikan mertuanya naik tahkta. Ibunya juga diajak untuk tinggal di istana.

^_End_^


NB  :: Cerita ini memberikan pelajaran kepada kita tentang nasib mujur. Jika memang nasib kita mujur, ada saja jalan sehingga kita mendapat keuntungan :)


^Guys, remember, it is just story :) . And, bukan untuk menjatuhkan pihak mana pun :D

No comments:

Post a Comment