"Riza Putri Winata" panggil seorang guru.
Riza Putri Winata, itulah nama yang telah di berikan oleh orangtuaku. Cukup indah yah namanya, namun namaku tak seindah dengan hidupku :( . Sekarang adalah hari pembagian rapor. Tadi guru sudah memanggil namaku, yaa karena memang sudah giliranku tuk mengambil rapor. Aku pun berjalan menuju ke tempat dimana guru itu berada dengan wajah yang tertunduk.
"Riza, mana orangtuamu?" tanya buguru kepadaku.
"Mereka tidak datang bu, karena ayah saya harus bekerja dan ibu saya sedang sakit di rumah" kataku lirih.
"Yaa sudah, kamu jangan sedih yah! Sekarang kamu tinggal tanda tangan saja disini" kata bu guru sambil menyodorkan sebuah kertas yang harus aku tanda tangani.
***
Aku pun langsung masuk ke rumah, dan menuju kamar Ibuku. Tapi sayangnya aku tidak menemukan keberadaan Ibuku disana.
"Yaa Tuhan, dimana Ibuku sekarang?" gumamku.
Aku pun mencarinya di setiap sudut ruangan. Namun aku juga tidak menemukan dimana keberadaannya. Malah aku menemukan sebuah kertas di meja belajarku, Kertas itu bertuliskan pesan.
"Kertas apaan nih? coba deh aku lihat dulu" kataku.
~Sayang maaf yah, ayah sama ibu harus pulang ke kampung tanpa pamit ke kamu. Tapi ayah mohon kamu ngertiin yah, soalnya penyakit Ibu kamu semakin parah sayang. Mungkin di kampung Ibu kamu bisa mendapatkan pengobatan tradisional #emangAdaYah? , karena hanya itulah yang bisa menyembuhkan penyakit Ibumu. Ayah juga terpaksa bolos kerja, karena Ayah harus mengantarkan ibumu. Kamu jaga diri baik2 yah! Ayah nggak akan lama kok di kampung.~
.Salam Sayang.
Ayah
***
Seminggu sudah terlewati, namun tak ada tanda-tanda tuk kepulangan Ayah kembali kesini. Katanya tak akan lama? Tapi apa nyatanya !! Seminggu sudah berlalu, namun ayah tak kunjung pulang. Bagiku seminggu adalah hal yang cukup lama. Aku pun memutuskan untuk tidur saja, karena hari juga sudah malam.
'Tok... Tok... Tok' terdengar suara ketukan pintu.
"Siapa sih , pagi-pagi gini sudah bertamu?
Mengganggu saja !! " omelku dalam hati. Jelas saja aku bilang pagi, karena memang ini baru jam 04.00 pagi. Karena hatiku penasaran, akupun beranjak dari tempat tidurku menuju tempat dimana ketukan itu berasal.
'Ckleekkk'
"Om Bisma, Om Rafael ngapain kalian kesini pagi2?" tanyaku heran.
"kami....ka....mi hanya ingin memberitahumu, kalau ibumu sudah meninggal pada jam 02.00 pagi ini" jelas om bisma.
'Deg'
Hancur hatiku menjadi berkeping-keping, setelah mendengar ucapan Om bisma, bahwa ibuku telah tiada pagi ini !
"Hah! apa?! om bohongkan, Itu nggak benar kan om, Ibu aku nggak mungkin meninggal om, OM jawab aku!" tanyaku histeris.
"Iya, om nggak bohong Riza" jawab mereka.
Kini tangis aku pun pecah seketika. Om bisma dan Om rafael tidak tega melihatku, keponakannya sedih seperti ini. Mereka pun memelukku, dan mencoba menenangkan ku.
"Sudah yah sayang, kamu nggak boleh sedih kaya gini, semua sudah takdir sayang, dan nggak ada yang bisa menghalangi semua itu terjadi" kata om rafael menenangkanku.
"Iya, aku tau om. Tapi aku...hiks...hiks...belum siap...hiks...untuk kehilangan Ibu Om" kataku sesunggukan.
"Iya, Om ngerti sayang, mending sekarang kamu siap2 yah, Habis itu kita langsung berangkat ke kampung" Kata om Bisma.
"Iya Om" jawabku sambil tersenyum paksa.
***
Setelah semuanya siap, aku pun berangkat ke kampung bersama Om bisma dan Om rafael. Disepanjang perjalanan aku pun hanya diam dan sesekali menangis, karena meratapi nasibku. Dari ditinggal orang tuaku mendadak, dan sekarang yang lebih malangnya lagi, aku harus kehilangan ibuku tanpa melihatnya tuk terakhir kalinya. Sesampainya di kampung, aku pun langsung mencari ayahku, dan aku pun menemukannya di kamar sedang menangis, Seertinya ayah masih sedih atas kepergian ibu. Aku pun langsung berhambur memeluk Ayahku tersayang ini.
"Ayah, besok kita ke makam ibu yah?" pintaku sambil menangis.
"Iya sayang. Sekarang kamu istirahat dulu yah, pasti kamu lelah" kata ayahku dan aku hanya menurutinya saja.
"Iya, ayah" jawabku.
***
"Ibu, kenapa Ibu ninggalin Riza secepat ini? Riza masih butuh Ibu dan riza masih butuh kasih sayang dari seorang Ibu, Kenapa ibu tega ninggalin Riza, Riza nggak tau deh gimana hidup Riza kedepan kalau tanpa ibu" kataku menangis seraya membelai batu nisan yang ada di hadapanku.
"Sudahlah sayang, relakanlah ibumu pergi, Ibumu pasti sedih jika melihatmu seperti ini, mending sekarang kita pulang yah?" kata ayah.
"I...ya A...yah" kataku terbata2.
###
Setelah seminggu kepergian Ibuku, aku masih tinggal di kampung halamanku. Kini aku sedang menikmati udara segar di halaman belakang rumahku.
"Daripada aku bosan, lebih baik aku bernyanyi saja untuk menghilangankan sedikit rasa bosanku :)"
Takkan pernah habis air mataku
Bila ku ingat tentang dirimu
Mungkin hanya kau yang tahu
Mengapa sampai saat ini ku masih sendiri
Adakah disana kau rindu padaku
Meski kita kini ada di dunia berbeda
Bila masih mungkin waktu berputar
Kan kutunggu dirimu …
Biarlah ku simpan sampai nanti aku kan ada di sana
Tenanglah diriku dalam kedamaian
Ingatlah cintaku kau tak terlihat lagi
Namun cintamu abadi …
Tak terasa air mataku kembali menetes lagi, saat menyanyikan lagu itu. Bu, aku akan selalu mengenangmu, mengenang hari2 indahku bersamamu, mengenang wajahmu disaat ku merindukanmu, dan mengenang segalanya saat aku bersamamu !!I Will Always Miss You, Mom :)
~END~
Gimana nih readers, jelek yah?? :)#pasti :D :D
Riza Putri Winata, itulah nama yang telah di berikan oleh orangtuaku. Cukup indah yah namanya, namun namaku tak seindah dengan hidupku :( . Sekarang adalah hari pembagian rapor. Tadi guru sudah memanggil namaku, yaa karena memang sudah giliranku tuk mengambil rapor. Aku pun berjalan menuju ke tempat dimana guru itu berada dengan wajah yang tertunduk.
"Riza, mana orangtuamu?" tanya buguru kepadaku.
"Mereka tidak datang bu, karena ayah saya harus bekerja dan ibu saya sedang sakit di rumah" kataku lirih.
"Yaa sudah, kamu jangan sedih yah! Sekarang kamu tinggal tanda tangan saja disini" kata bu guru sambil menyodorkan sebuah kertas yang harus aku tanda tangani.
***
Aku pun langsung masuk ke rumah, dan menuju kamar Ibuku. Tapi sayangnya aku tidak menemukan keberadaan Ibuku disana.
"Yaa Tuhan, dimana Ibuku sekarang?" gumamku.
Aku pun mencarinya di setiap sudut ruangan. Namun aku juga tidak menemukan dimana keberadaannya. Malah aku menemukan sebuah kertas di meja belajarku, Kertas itu bertuliskan pesan.
"Kertas apaan nih? coba deh aku lihat dulu" kataku.
~Sayang maaf yah, ayah sama ibu harus pulang ke kampung tanpa pamit ke kamu. Tapi ayah mohon kamu ngertiin yah, soalnya penyakit Ibu kamu semakin parah sayang. Mungkin di kampung Ibu kamu bisa mendapatkan pengobatan tradisional #emangAdaYah? , karena hanya itulah yang bisa menyembuhkan penyakit Ibumu. Ayah juga terpaksa bolos kerja, karena Ayah harus mengantarkan ibumu. Kamu jaga diri baik2 yah! Ayah nggak akan lama kok di kampung.~
.Salam Sayang.
Ayah
***
Seminggu sudah terlewati, namun tak ada tanda-tanda tuk kepulangan Ayah kembali kesini. Katanya tak akan lama? Tapi apa nyatanya !! Seminggu sudah berlalu, namun ayah tak kunjung pulang. Bagiku seminggu adalah hal yang cukup lama. Aku pun memutuskan untuk tidur saja, karena hari juga sudah malam.
'Tok... Tok... Tok' terdengar suara ketukan pintu.
"Siapa sih , pagi-pagi gini sudah bertamu?
Mengganggu saja !! " omelku dalam hati. Jelas saja aku bilang pagi, karena memang ini baru jam 04.00 pagi. Karena hatiku penasaran, akupun beranjak dari tempat tidurku menuju tempat dimana ketukan itu berasal.
'Ckleekkk'
"Om Bisma, Om Rafael ngapain kalian kesini pagi2?" tanyaku heran.
"kami....ka....mi hanya ingin memberitahumu, kalau ibumu sudah meninggal pada jam 02.00 pagi ini" jelas om bisma.
'Deg'
Hancur hatiku menjadi berkeping-keping, setelah mendengar ucapan Om bisma, bahwa ibuku telah tiada pagi ini !
"Hah! apa?! om bohongkan, Itu nggak benar kan om, Ibu aku nggak mungkin meninggal om, OM jawab aku!" tanyaku histeris.
"Iya, om nggak bohong Riza" jawab mereka.
Kini tangis aku pun pecah seketika. Om bisma dan Om rafael tidak tega melihatku, keponakannya sedih seperti ini. Mereka pun memelukku, dan mencoba menenangkan ku.
"Sudah yah sayang, kamu nggak boleh sedih kaya gini, semua sudah takdir sayang, dan nggak ada yang bisa menghalangi semua itu terjadi" kata om rafael menenangkanku.
"Iya, aku tau om. Tapi aku...hiks...hiks...belum siap...hiks...untuk kehilangan Ibu Om" kataku sesunggukan.
"Iya, Om ngerti sayang, mending sekarang kamu siap2 yah, Habis itu kita langsung berangkat ke kampung" Kata om Bisma.
"Iya Om" jawabku sambil tersenyum paksa.
***
Setelah semuanya siap, aku pun berangkat ke kampung bersama Om bisma dan Om rafael. Disepanjang perjalanan aku pun hanya diam dan sesekali menangis, karena meratapi nasibku. Dari ditinggal orang tuaku mendadak, dan sekarang yang lebih malangnya lagi, aku harus kehilangan ibuku tanpa melihatnya tuk terakhir kalinya. Sesampainya di kampung, aku pun langsung mencari ayahku, dan aku pun menemukannya di kamar sedang menangis, Seertinya ayah masih sedih atas kepergian ibu. Aku pun langsung berhambur memeluk Ayahku tersayang ini.
"Ayah, besok kita ke makam ibu yah?" pintaku sambil menangis.
"Iya sayang. Sekarang kamu istirahat dulu yah, pasti kamu lelah" kata ayahku dan aku hanya menurutinya saja.
"Iya, ayah" jawabku.
***
"Ibu, kenapa Ibu ninggalin Riza secepat ini? Riza masih butuh Ibu dan riza masih butuh kasih sayang dari seorang Ibu, Kenapa ibu tega ninggalin Riza, Riza nggak tau deh gimana hidup Riza kedepan kalau tanpa ibu" kataku menangis seraya membelai batu nisan yang ada di hadapanku.
"Sudahlah sayang, relakanlah ibumu pergi, Ibumu pasti sedih jika melihatmu seperti ini, mending sekarang kita pulang yah?" kata ayah.
"I...ya A...yah" kataku terbata2.
###
Setelah seminggu kepergian Ibuku, aku masih tinggal di kampung halamanku. Kini aku sedang menikmati udara segar di halaman belakang rumahku.
"Daripada aku bosan, lebih baik aku bernyanyi saja untuk menghilangankan sedikit rasa bosanku :)"
Takkan pernah habis air mataku
Bila ku ingat tentang dirimu
Mungkin hanya kau yang tahu
Mengapa sampai saat ini ku masih sendiri
Adakah disana kau rindu padaku
Meski kita kini ada di dunia berbeda
Bila masih mungkin waktu berputar
Kan kutunggu dirimu …
Biarlah ku simpan sampai nanti aku kan ada di sana
Tenanglah diriku dalam kedamaian
Ingatlah cintaku kau tak terlihat lagi
Namun cintamu abadi …
Tak terasa air mataku kembali menetes lagi, saat menyanyikan lagu itu. Bu, aku akan selalu mengenangmu, mengenang hari2 indahku bersamamu, mengenang wajahmu disaat ku merindukanmu, dan mengenang segalanya saat aku bersamamu !!I Will Always Miss You, Mom :)
~END~
Gimana nih readers, jelek yah?? :)#pasti :D :D
No comments:
Post a Comment