Blogger Widgets

Monday, December 2, 2013

Tinggal Kenangan (Cerpen)


"Ilham, keluar yuk! bosen nih di sini trus" kataku

Ilham, lebih tepatnya Muhammad Ilham Fauzie dia adalah sahabatku dari kecil, yang selalu menemaniku di kala suka ataupun duka .
Sedangkan aku? nama aku adalah Andin Dwi Karisma. Dan orang sering memanggilku dengan sebutan Andin.

"nggak! nggak boleh keluar" kata ilham tegas.
"ayolah Ham, aku udah agak baikan koq" kataku memaksa.
"iya deh iya, tapi kalau kamu sudah ngerasa pusing bilang yah,nanti kamu drop lagi" kata Ilham.
"iya ah bawel" kataku sambil bergegas turun dari tempat tidurku.
"kita ke taman aja ya, Ham? pintaku.
Dan Ilham pun membalasnya dengan anggukan saja.


>>>>>>
@taman


Andin berjalan dengan santai lalu ia melihat sekumpulan anak- anak kecil yang sedang bermain di taman,
dan Andin pun langsung menghampirinya.

"hallo semua" sapaku dengan penuh senyum keceriaan.
"hallo juga kak Andin" jawab mereka serempak.
"kakak boleh ikutan main ga?" Tanyaku.
"boleh dong, kak!" jawab mereka serempak lagi.

Ilham yang melihatnya dari kejauhan sangat senang sekali bisa melihatku seceria seperti sekarang. Tidak biasanya orang yang mengidap penyakit ganas seperti Andin bisa seceria dan sesenang ini. Andin mengidap penyakit kanker otak stadium 4. Karena penyakit itulah sekarang Andin hampir kehilangan semua rambutnya, rambut yang dulu terurai lebat sekarang hanya ada sedikit rambutnya yang tersisa dan kemana - mana Andin harus memakai topi untuk menutupi kepalanya.

"aku harap kamu akan terus ceria seperti ini. Tuhan, tolong jangan ambil senyumnya yang sudah melekat indah di wajanya" kata Ilham lirih.

***

"Andin, sudah sore. Balik yuk ke kamar" ajak Ilham dari kejauhan dan agak sedikit berteriak.

"iyaa Ham, sebentarr .... " kataku juga sedikit berteriak.
"sayang, kakak pulang dulu yah" pamitku kepada mereka.
"iyaa kakak, kalau ada waktu kesini lagi yaa, main sama kita - kita" kata salah satu dari mereka.
"pasti sayang, kakak pulang dulu yahh,, Dahhh" kataku dan segera pergi meninggalkan mereka sambil melambai - lambaikan tangan.

***

"ayo, Ham" kataku kepada Ilham.
"ekh Ham, kalau aku meninggal gimana yahh ? hheheh" tanyaku dan sama sekali tidak terdengar suara kesedihan.
"kok gitu sih Din ngomongnya, kamu ga boleh putus asa gitu dong, kamu harus semangat.. Aku yakin pasti kamu sembuh" kata Ilham menyemangatiku.
"makasih ya, Ham. Tapi kamu tau kan, penyakitku ini nggak mungkin bisa sembuh. Aku bisa bertahan pun karena bantuan obat - obatan" ucapku lirih.

Ilham baru menyadari bahwa butiran kristal dari kelopak mataku sudah jatuh membasahi pipi mungilku.

"tapi kamu harus berjuang din. Demi aku juga demi keluarga kamu" kata Ilham sambil menghapus air mataku.
"heheh, malu nih aku nangis di depan kamu. Makasih Ham, selama ini kamu sudah mau menemenin aku dan kamu selalu nyemangatin aku, biar aku nggak gampang putus asa" kataku sambil menghapus sisa air mataku.
"sama - sama din, aku senang kok punya sahabat kaya kamu" kata Ilham.
 Dan aku pun hanya membalasnya dengan senyuman manisku.

^^^
@kamar rumah sakit


aku pun yang merasa cukup lelah,, langsung saja membaringkan badanku ke tempat tidur dan di bantu oleh Ilham.

"makasih yaa, ham" kataku.
"makasih? makasih buat apa?" jawab Ilham pura - pura tidak mengerti.
"makasih buat semuanya" kataku tersenyum.
"iya sama - sama, Din" balas Ilham sambil membalas senyumank.

 Tiba - Tiba

'Cklekkk'  suara pintu kamar yang di buka oleh seseorang.

Dan tidak lama kemudian setelah membuka pintu, orang tersebut pun masuk ke dalam kamarku, dan ia langsung menyapaku.

"Hallo sayang" sapanya.
"Hallo mama" sapaku balik sambil tersenyum.

yap, orang yang baru aja masuk itu adalah mamaku.

"ekh, ada Ilham" kata mamaku yang baru menyadari bahwa ada Ilham di ruangan itu.
"Iya tante. Hmm, Ilham pamit dulu yahh tante" Pamit Ilham kepada mamaku.
"Din, aku pulang dulu yahh" sambung Ilham berpamitan kepadaku.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan saja dan tersenyum.

"iyaa, makasih banyak yaa Ham, kamu udah mau jagain Andin. Dan salam buat mama, papa, dan kakakmu Reza yaa Ilham" kata mamaku pada Ilham.
"sipp tan, nanti Ilham salamin deh" jawab Ilham.
"ohh iya tan, din, aku pulang dulu yahh" pamit Ilham lagi seraya pergi meninggalkan ruangan Andin.
"Iyaa" jawabku dan mamaku serempak. #ibu dan anak yang kompak yahh :D

*****

"ekh Ham, tumben udah kesini" kataku pada Ilham yang baru saja memasuki ruanganku.
"libur, Din" jawabnya sambil meletakkan buah - buahan yang dibawanya disamping tempat tidurku.
"hari ini jadwal kamu buat di chemo, yaa?" tanya Ilham.
"iyaa, tapi tunggu suster dulu"

Tiba - Tiba

seseorang yang memakai seragam berwarna putih - putih masuk ke ruanganku.

"permisi, Andin. Sudah siap untuk di chemo hari ini?" tanya seorang suster yang tadi masuk ke ruanganku.

Andin hanya mengangguk saja.

Andin di bawa ke ruangan chemoteraphy. Mamanya tidak bisa menemani karena ditugaskan keluar kota selama 6 - 7 hari. Dan selama itulah Ilham yang di percaya untuk menjaga Andin. Ilham hanya bisa menunggu Andin di luar saja, sering terdengar suara Andin yang sedang meringis kesakitan. Ilham sering menangis karena memikirkan keadaan Andin. Pasti yang ada di pikiran kalian Ilham adalah laki - laki yang cengeng bukan? Laki - laki pun bisa menangis, dan bukan hanya perempuan saja yang bisa menangis.

*****

Chemoteraphy pun selesai

*****

"Din, aku pulang dulu yahh" Bisik Ilham tepat di telinga Andin.
Ilham tidak tega membangunkan Andin yang sudah tertidur pulas.

*****

Sudah enam hari Ilham menjaga Andin, tetapi hari ini sekolah Ilham yaitu SMA Selalu Bersama mengadakan rekreasi ke puncak. Karena Ilham adalah Ketua Osis, Ilham diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sebenarnya Ilham tidak mau mengikuti kegiatan ini, karena dia lebih memilih untuk  menemani Andin.

"Ilham" panggil seorang  laki - laki berbehel yang bisa di bilang cukup manis.
"Apa dick?" jawab Ilham pada temannya yang bernama Dicky.
"lo ngelamun aja sih, Ham? kenapa?" tanya Dicky.
"gue males ikut, mendingan nemenin Andin aja deh" kata Ilham lesu.
"Ohh, sii Andin itu yaa? gimana keadaan dia?" tanyanya.Yap, Dicky memeng sudah tau tentang Andin dan penyakitnya itu. Dan dicky pun pernah bertemu dengan Andin, itupun karena ajakan Andin.
"yaa begitulah, kadang membaik dan kadang down" kata Ilham lirih.
"ohh, gue cuma bisa berdoa yang terbaik buat dia yahh, mudah-mudahan Andin cepat sembuh dari penyakitnya. Dan lo yang sabar yahh, Ham" kata Dicky sedikit menenangkan Ilham.
"Thanks yaa, sob" kata Ilham singkat dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Dicky.

****

Ternyata di tempat lain, Andin meringis kesakitan. Penyakitnya yang semakin ganas membuat Andin tidak bisa menahan sakitnya.

"aaaarrrrrrggggghhhhh, ssaaaakkkkiiitttt" erang Andin kesakitan.

Kata-kata itu sidah berulang kali Andin ucapkan. yang Andin rasakan semakin menjadi-jadi dan tiba-tiba pandangan Andin menguning seperti ratusan kunang-kunang menghampirinya. Dan semuanya tiba-tiba terasa gelap, tidak ada rasa yang dia tanggung.

*****

Sudah 5 bulan Andin koma, tetapi Ilham tetap setia untuk menjaga Andin. Hampir setiap hari Ilham menjenguk Andin, dan mengajak Andin bicara namun tetap saja Andin tidak bangun dari komanya. Sekarang Nabilla sering menjenguk anaknya yang sedang koma. Yap, Nabilla adalah mama Andin. Pekerjaannya yang sangat menumpuk ditinggalkannya begitu saja dan Nabilla lebih memilih kehilangan perusahaannya dibandingkan harus kehilangan putri semata wayangnya.

"Andin, aku kesini lagi. Din kapan kamu sadar, kamu tau ga aq tuh kangennnnnnnnn banget ma qm. kapan kita main ke taman lagi, main sama anak-anak lainnya" kata Ilham mencoba mengajak bicara Andin. Namun tidak sedikit pun Andin merespon.

"Din, aku pamit yaa" bisik Ilham tepat di telinga Andin.
"tante, Ilham pulang yaa, nanti kalau Andin sudah sadar kasih tau Ilham yaaa, tan" pamit Ilham kepada mama Andin.
"Iya hati-hati di jalan yaa, Ham. Makasih udah mau ngejenguk Andin" kata Mama Andin.
"Iya, tan" jawab Ilham sambil berlalu.

Setelah Ilham berlalu.

Andin mulai sadar dari komanya, dan sedikit demi sedikit Andin mencoba membuka matanya.

"Maa.." kataku lirih.
"Andin kamu sudah sadar sayang? Mama panggilin Dokter dulu yah" kata Mamaku.
"Jangan Maa.." cegahku dan Mama pun menuruti perintahku.
"Ilham mana Maa?" tanyaku, tapi kali ini suaraku sangat pelan hampir terdengar seperti bisikan.
"Baru saja pulang sayang" jawab mamaku.
"Maa,, bisa tolong tuliskan surat buat Ilham?" pintaku.
"Iya bisa sayang, Sini Mama tuliskan" kata mamaku.

***

Surat sudah ditulis, namun sayang Andin sudah tidak bisa bertahan lagi. Andin meninggalkan semua orang yang di sayanginya, dan meninggalkan dunia ini.
Nabilla (mama andin) pun langsung menelepon Ilham.

*via telepon*

"hallo, Ilham" kata Nabilla.
"Iya tan, ada apa? Andin baik-baik saja kan, tan?" kata Ilham.
"Andin...Andin su...sudah pergi, Ham" kata Nabilla terbata-bata.

Tangisannya sudah tidak bisa terbendung lagi setelah menerima telefon dari Nabilla (mama andin), tanpa basa-basi Ilham langsung bergegas ke rumah sakit tempat Andin dirawat.

***

Ilham berlari melewati koridor Rumah Sakit, dan menemukan Nabilla yang sedang menangis di samping perawat rumah sakit.Nabilla seorang single parents, dulu papa Andin yang pergi meninggalkannya dan sekarang Andin putri semata wayangnya yang ia miliki pergi meninggalkannya seorang diri untuk selamanya. Apa ia sanggup untuk bertahan?Selama ini hanya Andin yang mampu membuatnya bahagia. Dan hanya Andin yang memberikan semangat hidupnya setelah papa Andin pergi. Kini tak ada lagi kebawelannya. Mungkin akan terasa berbeda tanpa Andin disampingnya. Nabilla yang melihat Ilham datang, langsung memeluknya. Ilham tidak dapat membedung air matanya lagi.

"Andiiinnnnn..." Nabilla menjerit-menjerit memanggil nama Andin.
Meskipun Ilham dan Nabilla menangis tetap saja tidak membuat Andin bangkit lagi dan menghapus air mata mereka.
"sudahlah Tan, ikhlaskan Andin. Dia pasti ikut sedih kalau melihat Tante menangis terus" kata Ilham menenangkan Andin.

***

Tanah merah ini masih basah, dan bunga-bunga masih ada di atasnya. Ilham duduk di samping peristirahatan Andin yang terakhir. Pelayat-pelayat pun sudah pergi dan Nabilla juga sudah pulang. Sebelum Nabilla pulang, Nabilla memberikan surat titipan Andin pada Ilham.

"Andin makasih sudah bikin hidupku jauh lebih berarti, aku janji akan terus mengenangmu" kata Ilham sambil membuka surat pemberian dari sahabatnya itu.

^Dear Ilham^

Hai Ham, apa kabar? Aku kangen banget lho sama kamu :), waktu aku sadar kata mama aku kamu baru saja pulang. Ham makasih yaa karena kamu udah mau nemenin aku selama di Rumah Sakit :). Kamu udah nyemangatin aku agar tetap bertahan, tapi pada akhirnya aku ninggalin kamu sama Mama :( . Aku minta maaf yaa, karena aku sering nyusahin kamu. Mungkin kalau nggak ada kamu, aku udah lama pergi ninggalin kamu sama mama. Makasih untuk segalanya, dan aku cuma mau bilang "Aku sayang kamu, Ham. Bahkan lebih dari sayang, aku cinta kamu, Ham. Love You *_*". Jangan pernah lupain aku yah, Ham.

^Salam sayang Andin Dwi Karisma :)^


Setelah membaca surat itu, butiran kristal pun jatuh dari kelopak mata Ilham dengan derasnya. "Iya Din, aku janji nggak akan pernah lupain kamu untuk selama-lamanya. Aku juga cinta sama kamu Din, cuma aku malu buat ngungkapinnya. Tapi kenapa aku belum sempat ngungkapin perasaan aku sama kamu, kamu udah pergi ninggalin aku Din" kata Ilham lirih

***

5 Tahun Kemudian


Ilham kini sudah menjadi artis terkenal bersama BoyBand Sm*sh yang kini sedang banyak diidolakan oleh kaum hawa. Meskipun sudah lima tahun kepergian Andin, Ilham tidak pernah melupakannya. Dan Andin tetap menjadi orang pertama yang telah mengisi kekosongan hatinya.

Kali ini Ilham di salah satu Konser Musik akan membawakan lagu untuk Andin. Tapi kali ini Ilham menyanyi sendiri tanpa di dampingi oleh personil smash lainnya.

"lagu ini saya persembahkan untuk orang yang sangat saya cinta, tetapi ia telah pergi meninggalkan saya, dan dunia ini" ucap Ilham.


Pernah ada rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku

Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih

Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih

Pernah ada rasa cinta antara kita
Kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku

Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini kucoba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih

(Gaby - Tinggal Kenangan "jauh")


Suara riuh tepuk tangan dari orang banyak membisingkan tempat Konser Musik itu berlangsung. Andin memang sudah tiada, tetapi Andin akan selalu ada di hati semua orang yang menyayanginya, terutama Ilham.



___END___

No comments:

Post a Comment