Blogger Widgets

Monday, December 2, 2013

Legenda Telaga Bidadari (cerpen)

Hay ketemu lagi dengan saya :)tapi kali ini saya bawa cerpen COPAS dari cerita rakyat, cuma ada yang aku ubah2 sedikit..
yaaa.. aku ngepost cerpen ini cuma iseng-iseng & buat have fun ajjah sih :D



so, yang suka, silahkan baca..
dan yang nggak suka, yaaa up to you mau baca atau nggak :D

langsung aja yuk !! ^_^

^^hope you like it :)
^^happy reading :)

C

E

K

I

D

O

T

H

***

Telaga itu tidak seberapa lebar dan dalam, kurang lebih tiga meter panjangnya dan dua meter lebarnya dengan kedalaman dua meter. Airnya bening dan jernih, tidak pernah kering walau kemarau panjang sekali pun. Letaknya di atas sebuah pematang, dibawah keteduhan, kelebatan, dan kerindangan pepohonan, khususnya pohon limau. Jika pohon-pohon limau itu berbunga, berkerumunlah burung-burung dan serangga mengisap madu. Di permukaan tanah itu menjalar dengan suburnya sejenis tumbuhan, gadung namanya. Gadung mempunyai umbi yang besar dan dapat dibuat menjadi kerupuk yang gurih dan enak rasanya. Akan tetapi, jika kurang mahir, mengolah bisa menjadi racun bagi orang yang memakannya karena memabukkan.
Daerah itu dihuni seorang lelaki tampan, Bisma Karisma namanya. Ia hidup seorang diri dan tidak mempunyai istri. Ia menjadi seorang penguasa di daerah itu. Oleh karena itu, ia bergelar datu. Selain berwajah tampan, ia juga mahir meniup suling, Lagu-lagunya menyentuh perasaan siapa saja yang mendengarkannya.

Bisma Karisma sering memanen burung jika pohon limau sedang berbunga dan burung-burung berdatangan mengisap madu. Ia memasang getah pohon yang sudah dimasak dengan melekatkannya dibilah-bilah bambu. bilah-bilah bambu yang sudah diberi getah itu disebut pulut. Pulut itu di pasang disela-sela tangkai bunga. Ketika burung hinggap, kepak sayapnya akan melekat di pulut. Semakin burung itu meronta, semakin erat sayapnya melekat. Akhirnya, burung itu menggelepar jatuh ke tanah bersama bilah-bilah pulut. Kemudian, Bisma Karisma menangkapnya dan memasukkannya ke dalam keranjang. Biasanya, puluhan ekor burung dapat dibawanya pulang. Konon itulah sebabnya dikalangan penduduk, Bisma karisma dijuluki Datu Suling dan Datu Pulut.

Akan tetapi, pada suatu hari suasana di daerah itu amat sepi. Tidak ada burung dan tidak ada seekor pun serangga berminat menekati bunga-bunga limau yang sedang merekah.

"Heran" ujar Bisma karisma. "Sepertinya bunga limau itu beracun, sehingga burung-burung tidak mau lagi menghampirinya"

Bisma Karisma tidak putus asa. Sambil berbaring di rindangnya pohon limau, ia melantunkan lagu-lagu indah melalui tiupan sulingnya. Selalu demikian yang ia lakukan sambil menjaga pulutnya mengena. Sebenarnya dengan meniup suling itu, ia ingin menghibur diri. Karena dengan lantunan irama suling, kerinduannya kepada mereka yang ia tinggalkan agak terobati. Konon,Bisma karisma adalah pendatang dari negeri jauh.

Bisma Karisma terpana oleh irama sulingnya. Tiupan angin lembut yang membelai rambutnya membuat ia terkantuk-kantuk. Akhirnya, gema suling menghilang dan sulin itu tergeletak di sisinya. Ia tertidur.

Entah berapa lama ia terbuai mimpi, tiba-tiba ia terbangun karena dikejutkan suara hiruk pikuk sayap-sayap yang mengepak. Ia tidak percaya terhadap penglihatannya. matanya di usap-usap.

Ternyata, ada tujuh putri muda cantik turun dari angkasa. Mereka terbang menuju telaga. Tidak lama kemudian, Terdengar suara ramai dan gelak tawa mereka bersembur-semburan air.

"aku ingin melihat mereka dari dekat" Gumam Bisma karisma sambil mencari tempat untuk mengintip yang tidak mudah diketahui orang yang diintip.

Dari tempat persembunyian itu, Bisma karisma dapat menatap lebih jelas. ketujuh putri itu tidak sama sekali mengira jika sepasang mata lelaki tampan dengan tajamnya menikmati tubuh mereka. Mata Bisma karisma singgah pada pakaian mereka yang bertebaran di tepi telaga. Pakaian itu sekaligus sebagai alat untuk menerbangkan mereka saat turun ke telaga mau pun kembali ke kediaman mereka di kayangan. Tentulah mereka bidadari yang turun ke mayapada.

Puas bersembur-semburan di air telaga yang jernih itu, mereka bermain-main ditepi telaga. Mereka asyik bermain sehingga tidak tahu Bisma karisma mengambil dam menyembunyikan pakaian salah seorang putri. Kemudian, pakaian itu dimasukkannya ke dalam sebuah bumbung (tabung dari buluh bekas memasak lemang). bumbung itu disembunyikannya didalam kindai (lumbung tempat menyimpan padi).

Kettika tujuh putri ingin mengenakan pakaian kembali, ternyata salah seorang diantara mereka tidak menemukan pakaiannya. Perbuatan Bisma Karisma itu membuat mereka panik. putri yang hilang pakaiannya adalah  putri bungsu, kebetulan paling cantik. Akibatnya, putri bungsu tidak dapat terbang kembali ke kayangan.

Kebingungan, ketakutan, dan rasa kesal putri bungsu tidak berdaya. Saat itu, Bisma karisma keluar dari tempat persembunyiannya.

"Kamu jangan takut dan sedih" Bujuk Bisma Karisma. "tinggalah smentara bersama aku"

Bisma Karisma merasa bahwa putri bungsu itu adalah jodohnya sehingga ia meminangnya. Mereka menjadi pasangan yang amat serasi, antara ketampanan dan kecantikkan, kebijaksanaan dan kelembutan, dalam ikatan cinta kasih. Buah cinta kasih mereka adalah seorang putri yang diberi nama Chintya Karisma. Wajah dan kulitnya mewarisi kecantikkan ibunya.

Rupanya memang sudah adat dunia, tidak ada yang kekal dan abadi dimuka bumi ini. Apa yang disembunyikan Bisma karisma selama ini akhirnya tercium baunya.

Sore itu, Bisma karisma tidur lelap sekali. Ia memang merasa amat lelah sehabis kerja. Istrinya duduj disamping buaian putrinya yang juga tertidur lelap. Pada saat itu, seekor ayam hitam naik ke atas lumbung. Dia mengais dan mencotok padi dipermukaan lumbung sambil berkotek dengan ribut. Pada pun berhamburan ke lantai.

Putri bungsu memburunya. Tidak sengaja matanya. menatap sebuah bumbung dibekas kaisan ayam hitam tadi. Putri bungsu mengambil bumbung itu karena ingin tahu isinya. Betapa kaget hatinya setelah melihat isi bumbung itu.

"Ternyata, suamiku yang menyembunyikan pakaianku sehingga aku tidak bisa pulang bersama kakak-kakakku" katanya sambil mendekap pakaian itu.

Perasaan putri bungsu berkecamuk sehingga dadanya turun naik. Ia merasa gemas, kesal, tertipu, marah, dan sedih. Aneka rasa itu berbaur dengan rasa cinta kepada suuaminya.

"Aku harus kembali" katanya dalam hati.

Kemudian, putri bungsu mengenakan pakaian itu. Setelah itu, ia menggendong putrinyayang belum setahun usianya. Ia memeluk dan mencium putrinya sepuas-puasnya sambil menangis. Chintya pun menangis. Tangis ibu dan anak itu membuat Bisma karisma terbangun.

Bisma karisma terpana ketika menatap pakaian yang dikenakan istrinya. Bumbung tempat menyembunyikan pakaian itu tergeletak di atas kindai. sadarlah ia bahwa saat perpisahan tidak mungkin ditunda lagi.

"Aku harus kembali" kata istrinya. "Sayang, peliharalah putri kita, Chintya. Jika ia merindukan Ibunya, lantunkanlah sebuah lagu dengan suling kamu. Aku akan datang menjumpainya"

Putri bungsu pun terbang dan menghilang diangkasa meninggalkan suami dan putri tercintanya. Pesan istrinya itu dilaksanakannya. bagaimana pun kerinduan kepada istrinya terpaksa dipendam karena mereka tidak mungkin bersatu seperti sedia kala. Cinta kasihnya ditumpahkan kepada Chintya, putrinya.

Konon, Bisma karisma bersumpah dam melarang keturunannya untuk memelihara ayam hitam yang dianggap membawa petaka bagi dirinya.


_End_


NB :: Legenda ini mengajarkan kepada kita, bagaimanapun pandainya menyimpan sesuatu yang kurang baik, pada suatu saat akan terbongkar dan ketahuan juga. Selain itu, jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang baik, harus dengan cara baik pula :)

No comments:

Post a Comment